Siapa sih orang Katolik yang tidak
tahu tanda Salib? Rasanya orang Katolik sedikit banyak dikenal lewat tanda
salib. Ketika kita memasuki Gereja Katolik, apa yang kita cari atau kita
temukan? Bejana air suci. Lantas apa yang harus kita lakukan dengan air suci
itu? Tentu saja membuat tanda salib. Jutaan umat Katolik setiap minggu bahkan
setiap hari membuat tanda salib dengan air suci sebelum memasuki Gereja.
Sebenarnya apa sih maknanya? Jangan-jangan kita melakukan ini tanpa makna dan
menganggapnya hanya sekedar ritual sebelum masuk Gereja/Rumah Tuhan. Dalam
sejarah bangsa Yahudi dalam Kitab Perjanjian Lama ditemukan bahwa AIR digunakan
untuk pembasuhan diri dari segala dosa dan kenajisan. Dalam Bait Allah juga
ditemukan bejana besar berisi air, dimana para imam membersihkan tangan dan
kakinya sebelum mempersembahkan kurban. Gereja Katolik juga mempunyai
bejana-bejana berisi air suci untuk berkat karena tiga alasan: 1. Sebagai tanda
sesal atas dosa, 2. Sebagai perlindungan dari yang jahat dan 3. Sebagai tanda peringatan
akan pembaptisan kita. Sesal atas dosa digambarkan dengan membersihkan diri
dengan air seperti dinyatakan dalam Mazmur 51: “Kasihanilah aku, ya Allah,
menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir,
basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!” (3-4, 9). (Hisop adalah
tumbuh-tumbuhan yang kecil, yang batang dan daunnya dipergunakan untuk
memercikkan barang cair). Kedua, air suci melindungi kita dari yang jahat.
Dalam doa pemberkatan air dalam ibadat, kita berdoa: “Tuhan, Allah yang
Mahakuasa, pencipta segala yang hidup, baik tubuh maupun jiwa, kami mohon sudilah
memberkati air ini, yang kami gunakan dalam iman untuk mengampuni dosa-dosa
kami dan melindungi kami dari segala kelemahan dan kuasa jahat. Tuhan, karena
belas kasihan-Mu berilah kami air hidup, yang senantiasa memancar sebagai mata
air keselamatan; bebaskan kami, jiwa dan raga, dari segala mara bahaya, dan
ijinkan kami menghadap hadirat-Mu dengan hati yang murni.” Yang terakhir, air
suci mengingatkan kita akan pembaptisan kita, ketika oleh karena seruan kepada
Tritunggal Mahakudus dan penuangan air suci, kita dibebaskan dari dosa asal dan
dari segala dosa, dicurahi rahmat pengudusan, dipersatukan dalam Gereja, dan
diberi gelar putera-puteri Allah. Dengan membuat Tanda Salib dengan air suci,
kita disadarkan bahwa kita dipanggil untuk memperbaharui janji-janji baptis
kita, yakni menolak setan, menolak segala karya-karyanya, dan segala
janji-janji kosongnya, serta mengaku syahadat iman kita. Sekali lagi, kita
menyesali dosa-dosa kita, agar kita dapat memanjatkan doa-doa kita dan
beribadat kepada Tuhan dengan hati murni dan penuh sesal. Seperti air dan darah
yang mengalir dari Hati Yesus yang Mahakudus sementara Ia tergantung di atas
kayu salib - yang melambangkan Sakramen Baptis dan Sakramen Ekaristi Kudus yang
sungguh luar biasa, tindakan mengambil air suci dan membuat Tanda Salib
mengingatkan kita akan Baptis kita dalam mempersiapkan diri menyambut Ekaristi
Kudus. Maka tindakan mengambil air suci sebelum memasuki gereja merupakan
peringatan dan pembaruan pembaptisan kita. Juga, penggunaan air suci merupakan
suatu penyegaran, yang membebaskan kita dari penindasan si jahat. St. Theresia
dari Avila mengajarkan, “tidak ada suatu pun yang membuat roh-roh jahat lari
tunggang langgang – tanpa memalingkan muka – kecuali air suci.” (St. Theresia
Avila, The Book of Her Life). Jadi jika disimpulkan, pengambilan air suci di
pintu gereja adalah untuk mengingatkan kita akan makna Pembaptisan kita (yaitu
pertobatan, pengudusan, kehidupan baru di dalam Kristus dalam kesatuan dengan
Allah Bapa dan Roh Kudus, dan partisipasi kita sebagai anak- anak angkat Allah
di dalam misi Kristus) dan pengusiran roh-roh jahat. PERLUKAH KITA MEMBUAT
TANDA SALIB LAGI KETIKA KELUAR GEREJA? Karena tujuannya ialah penyucian untuk
memasuki tempat kudus, tindakan itu seyogyanya dilakukan HANYA pada saat
memasuki Gereja, dan tidak perlu dilakukan pada saat meninggalkan Gereja.
Kebiasaan demikian itu dilakukan pada Abad Pertengahan. Namun demikian, banyak
umat terbiasa melakukannya baik pada saat datang maupun pada saat pulang.
Karena hal ini bukanlah suatu tindakan yang salah atau berdosa, maka tetap
boleh saja dilakukan. Pembuatan tanda salib dengan air suci pada saat pulang
(tentu bukan lagi artinya sebagai penyucian sebelum memasuki tempat kudus) bisa
diartikan sebagai penyucian diri kita untuk melaksanakan tugas perutusan kita
di dunia. Penyucian yang demikian mirip dengan makna pemercikan dengan air
suci. Jadi, setelah tau maknanya, berhentilah membuat tanda salib dengan air
suci secara asal-asalan atau sambil lalu.. Yuk kita lakukan dengan pemahaman
dan penghayatan yang benar.. Tuhan memberkati semua sobat GK!
Sumber:
@[243861022315263:274:Katolisitas.org], yesaya.indocell.net, HIDUP Diolah
kembali oleh Administrator Page GK, Deo Gratias