Senin, 15 Februari 2016

KWI Tegur Pastor yang Sesuka Hati Sering Mengubah Teks Baku Liturgi



Ketua KWI Ignatius SuharyoSEKARANG ini, banyak imam atau awam petugas liturgi suka main improvisasi spontan dengan mengubah teks baku liturgi. Semisal, dari rumus baru “Demikianlah Sabda Tuhan” usai pembacaan Bacan I dan Bacaan II, diganti sembrono dengan hanya mengucapkan: “Sabda Tuhan”. Titik.
Juga, “Demikian Injil Tuhan” setelah pembacaan Injil lalu diganti sembrono dengan hanya mengucapkan: “Injil Tuhan”. Terhadap fenomena para imam atau awam petugas liturgi yang suka ‘main improvisasi” dengan mengubah teks-teks baku liturgi gereja, maka KWI melalui surat keputusan yang ditandatangani Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo dan Sekjen KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC menegaskan beberapa hal sebagai berikut:
Para pastor atau petugas awam liturgi dilarang main improvisasi dengan suka-suka hati mengubah teks baku liturgi.Sampai sekarang, yang masih berlaku sah di Gereja Katolik Indonesia adalah rumusan teks baku liturgi dalam buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE) 2005. Sebelum ada pengumuman resmi tentang perubahan dan perubahan teks liturgi itu juga telah disetujui oleh Vatikan, maka yang tetap berlaku adalah rumusan teks baku liturgi versi TPE 2005.
Aneka ide “kreatif” untuk mengganti teks baku liturgi adalah tindakan yang kurang arif, apalagi kemudian melakukan sosialisasi teks ‘diperbaharui’ namun ilegal itu kepada umat.
Selengkapnya dan sesuai bahasa resmi yang dikeluarkan KWI, dipersilahkan melihat gambar di bawah ini.
rapat-kwi

Jumat, 12 Februari 2016

Jumat, 12 Februari 2016 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 12 Februari 2016

Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Hari Pantang)

“Manusia dapat memilih jalan yang mudah dan menghindari segala kerja keras. Ia juga dapat turun ke tempat yang lebih rendah. Ia dapat tenggelam ke dalam dusta dan ketidakjujuran. Yesus pergi mendahului kita, dan ia naik ke tempat yang tinggi. Ia menuntun kita kepada hal yang agung, murni, ia memimpin kita menuju udara puncak yang sehat: kepada kehidupan menurut kebenaran; kepada keberanian yang tidak membiarkan dirinya diintimidasi oleh gosip dan opini yang dominan; kepada kesabaran yang bangkit berdiri dan mendukung orang lain. Ia menuntun kita kepada kesempatan bagi penderitaan; bagi mereka yang terabaikan; kepada kesetiaan yang berdiri bersama yang lain bahkan ketika situasi menjadikannya sulit [untuk dipertahankan]. (Paus Benediktus XVI, Homili Minggu Palma 2010)


Antifon Pembuka (Mzm 30 (29) :11)

Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.

The Lord heard and had mercy on me; the Lord became my helper.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakudus, bantulah kami membarui diri dengan tobat. Semoga usaha mati raga yang kami mulai dapat kami selesaikan dengan hati tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a) 
    
    
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."
     
Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Atau: Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. 
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
  
"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
    
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
  
Renungan
  
Setiap agama memiliki ritual puasa. Puasa merupakan salah satu kewajiban yang dilaksanakan oleh para pemeluk agama. Sering kita mendengar bahwa puasa dilaksanakan dengan cara mengurangi makan dan minum, dan mengendalikan diri dari hawa nafsu dan kepentingan diri sendiri. Apa ini maksud dari berpuasa itu. Nabi Yesaya mewartakan kehendak Allah dalam berpuasa kepada bangsa Israel. Puasa yang dikehendaki Allah adalah membebaskan orang dari belenggu kejahatan, dari penganiayaan; memperhatikan orang-orang miskin dengan memberi tumpangan, memberi makanan dan pakaian (lih. Yes 58:6-7). 

Kebiasaan puasa yang demikian telah dilakukan oleh bangsa Israel. Yesus memperbaharui pemahaman mereka akan puasa. Puasa yang terutama adalah mengarahkan para murid-Nya akan diri-Nya. Yesus menyatakan bahwa pada saat mempelai laki-laki/pengantin diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Gambaran tentang Yesus sebagai pengantin mempunyai dasar dalam gambaran hubungan umat Allah dan Allah dalam Perjanjian Lama. Allah begitu mencintai umat bagaikan pengantin yang mencintai mempelai. Allah adalah pencinta ilahi yang memilih Israel (lih Hos 2:19-20). Nabi Yesaya menggambarkan Sang Pencipta Israel adalah pengantin sekaligus (54:5). Dan seperti pengantin mencintai mempelai, begitulah Allah bergembira dan mencintai (62:5). Dengan menyatakan diri-Nya sebagai mempelai, Yesus menunjukkan cinta-Nya yang begitu mendalam kepada para murid-Nya. 

Dengan ungkapan ini Yesus mau mengatakan bahwa tujuan dari berpuasa adalah merenungkan dan mengarahkan diri akan kasih Yesus kepada para murid-Nya. Ungkapan permenungan dan pengarahan diri pada Yesus dapat diwujudkan dalam berbagai cara. Cara yang ditempuh Gereja adalah berpuasa dengan mengendalikan diri terhadap makan dan minum, mengendalikan diri terhadap hawa nafsu dan menghadirkan kasih Kristus dengan memberi perhatian dan menolong orang-orang yang miskin dan terlantar. 

Marilah kita perbaharui kembali puasa yang kita adakan dalam terang semangat Yesus. Dengan berpuasa kita dipanggil untuk mendekatkan diri kita akan Kristus yang mengasihi kita dan mengundang kita untuk terlibat bersama Kristus dalam mengatasi keprihatinan yang terjadi di sekitar kita. (FH/Inspirasi Batin 2016)

Antifon Komuni (Mzm 25 (24):4)

Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku.
http://renunganpagi.blogspot.co.id/2016/02/jumat-12-februari-2016-hari-jumat.html

Rabu, 03 Februari 2016

Kekasih Kita Dalam Perayaan Ekaristi


Kehadiran nyata Yesus dalam tabernakel kita adalah Misteri Ilahi. Dalam Misa Kudus, pada saat konsekrasi, ketika imam mengucapkan Sabda Ilahi Yesus, “Inilah Tubuh-Ku… Inilah piala Darah-Ku” (Mat 26:26-27), roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Yesus. Substansi roti dan anggur tidak ada lagi di sana karena mereka telah berubah-ditransubstansikan-menjadi Tubuh dan Darah Ilahi Yesus. Hanya wujudnya tetap roti dan anggur, untuk menyatakan bahwa mereka sungguh makanan dan minuman, seturut kata-kata Yesus, “Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.” (Yoh 6:55).

Maka, di balik rupa hosti, dan didalam rupa anggur, ada Pribadi Ilahi Yesus dengan tubuh-Nya, darah-Nya, Jiwa dan Keilahian-Nya. Ia memberika diri-Nya kepada siapa saja yang menerima Komuni Kudus. Ia terus-menerus tinggal dalam hosti yang dikonsekrasikan, yang disimpan dalam tabernakel.

Kata-kata Paling Mengagumkan

St. Ambrosius menulis, “Bagaimana perubahan roti menjadi tubuh Kristus terjadi? Lewat konsekrasi! Dengan kata-kata mana konsekrasi dilaksanakan? Dengan kata-kata Yesus? Ketika tiba saatnya terjadi keajaiban kudus ini, imam berhenti berbicara sebagai dirinya sendiri; ia berbicara sebagai pribadi Yesus.

Kata-kata konsekrasi adalah kata-kata yang paling mengagumkan dan mempesona, yang diberikan Allah kepada Gereja. Lewat imam, kata-kata itu memiliki kuasa mengubah roti dan anggur menjadi Allah Yang Tersalib, Yesus! Mereka memperoleh kekuatan yang mengagumkan dan misterius karena kuasa lhur yang mengatasi kuasa seraphim, kuasa yang hanya dimiliki oleh Allah dan dibagikan oleh imam-imam-Nya. Kita tidak usah heran bahwa ada imam-imam kudus yang sangat terbebani ketika harus mengucapkan kata-kata ilahi itu. St. Yosef dari Cupertino dan pada masa kita, Padre Pio dari Pietrelcina, tampakn sangat terbebani oleh penderitaan ketika harus mengucapkan kata-kata konsekrasi. Hanya dengan susah payah dan terbata-bata mereka berusaha menyelesaikan kedua rumus konsekrasi.

Bapa pengasuhnya bertanya mengejek kepada St. Yosef dari Cupertino, “Bagaima mungkin selama seluruh Misa kamu mengucapkan kata-kata dengan begitu baik, tetapi selalu gagap mengucapkan setiap suku kata dari rumus konsekrasi?”

Orang kudus ini menjawab, “Kata-kata palingk kudus dalam konsekrasi menjadi seperti bara api dalam bibirku. Ketika aku mengucapkannya, aku seperti orang yang berusa menelan makanan yang baru diangkat dari air mendidih.” Lewat kata-kata ilahi konsekrasi ini Yesus hadir di altar kita, di tabernakel kita, di dalam hosti. Tetapi, bagaimana semua itu terjadi?

“Bagaimana mungkin,” tanya seorang muslim terpelajar kepada seorang uskup misionaris, “Roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus?”

Uskup itu menjawab, “Pada saat lahir kamu ini kecil. Kamu menjadi besar karena tubuhmu mengubah makanan yang yang kamu menjadi daging dan darah. Kalau tubuh manusia dapat mengubah roti dan anggur menjadi daging dan darah, Allah dapat melakukannya jauh lebih mudah. 

Si orang muslim bertanya lagi, “Bagaimana Yesus hadir sepenuhnya dan seutuhnya dalam sebuah hosti yang kecil itu?”

Uskup menjawab, “Lihat pemandangan di depanmu dan camkanlah betapa jauh lebih kecil matamu dibandingkan dengannya. Meskipun demikian, dalam matamu yang kecil itu ada gambar dari wilayah yang amat luas itu. Tidakkah Allah dapat membuat nyata, dalam Pribadi-Nya, apa yang dibuat-Nya dalam diri kita lewat cara gambaran atau kemiripan?”

Kemudian si muslim bertanya, “Bagaimana mungkin Tubuh yang sama hadir secara serentak dalam semua gerejamu dan dalam semua Hosti yang dikonsekrasikan?”

Uskup menjawab, “Tidak ada hal yang mustahil bagi Allah-dan jawaban ini seharusnya sudah cukup. Tetapi alam juga menunjukkan bagaimana menjawab pertanyaanmu itu. Ambillah sebuah cermin, bantingkanlah ke lantai sehingga pecah berkeping-keping. Setiap keping akan menggandakan gambaran yang sebelumnya ditampilkan oleh satu cermin sebagai satu gambar. Demikian juga, Yesus yang satu dan sama itu. Ia menggandakan diri-Nya dalam setiap Hosti yang dikonsekrasikan, tidak hanya sebagai gambar yang mirip, tetapi sungguh-sungguh sebagai Pribadi. Ia sungguh hadir dalam setiap hosti.

Mereka Menyadari Kehadiran Nyata

Mukjizat Ekaristi terekam dalam hidup St. Rosa dari Lima, Beata Angela dari Foligno, St. Katarina dari Siena, St. Filipus Neri, St. Fransiskus Borgias, St. Yosef dari Cupertino dan banyak orang kudus lain. Dengan peka mereka menangkap kehadiran nyata Yesus dalam tabernakel dan dalam Hosti yang dikonsekrasikan. Mereka melihat Yesus dengan mata mereka sendiri atau menikmati harumnya yang tak terperikan.

Sangat terkenal petikan dalam riwayat hidup St. Antonius dari Padua ketika ia membuktikan kehadiran nyata kepada seorang yang tidak percaya. Orang kudus itu menunukkan kepadanya seekor bagal kelaparan yang lebih memilih berlutut didepan sebuah monstran yang berisi Sakramen Maha Kudus, daripada melahap sekeranjang gandum yang ditempatkan di samping monstran itu.

Marilah kita ingat apa yang terjadi pada St. Katarina dari Siena. Pada suatu hari, St. Katarina dari Siena sedang sakit. Ia minta kepada seorang imam untuk membawa Komuni Kudus kepadanya. Tetapi imam yang tidak percaya akan karunia istimewa orang kudus ini membawa roti yang tidak dikonsekrasikan. Pada saat imam itu masuk, orang kudus ini tidak beranjakk, seperti biasa ia lakukan, untuk menyembah Yesus yang ada dalam Ekaristi. Sebaliknya ia memeloti si imam dan mencela dia secara terang-terangan karena kebohongan yang ia senga untuk menjerumuskan St. Katarina dari Siena ke dalam dosa berhala.

Hal yang sama terjadi pada Beata Anna Maria Taigi yang ketika menerima Komuni Kudus, sengaja diberi hosti yang tidak dikonsekrasikan. Wanita kudus ini serta merta menyadari kebohongan ini dan tenggelam dalam kesedihan yang tiada berakhir yang ia ungkapkan kepada bapa pengakuannya.

Demikian pula pantas disimak kejadian dalam St. Alfonsus Maria de Liguori ketika ia menerima Komuni Kudus di tempat tidur karena sakit. Suatu pagi, segera setelah menerima hosti, ia mengeluh keras dengan mencucurkan air mata, “Apa yang telah kamu perbuat? Kamu membawaku kepadaku hosti tanpa Yesus-hosti yang tidak dikonsekrasikan!” maka dilaksanakanlah suatu penyelidikan dan ternyata bahwa imam yang telah merayakan Misa pagi itu begitu terganggu sehingga ia melompati bagian kanon romawi (Doa Syukur Agung I) mulai darimemento untuk orang yang masih hidup sampai memento  untuk orang yang sudah meninggal; jadi ia menghilangkan sama sekali konsekrasi roti dan anggur. Dan St. Alfonsus Maria de Liguori mendapati ketidakhadiran Tuhan kita dari hosti yang tidak dikonsekrasikan!

Banyak kisah lain dari riwayat hidup para kudus dapat disebut. Misalnya, kasus-kasus pengusiran setan di mana orang-orang yang kerasukan dibebaskan dari roh jahat berkat Ekaristi. Demikian juga, sederetan panjang kesaksian iman dan cinta terkenal yang ditunjukkan oleh kejadian-kejadian yang mengherankan dari masa lalu; semuanya meneguhkan kehadiran nyata, misalnya kongres-kongres Ekaristi (misalnya Turin, Lanciano, Siena, Orvieto, dan tempat ziarah dari St. Petrus dari Patierno), tempat ziarah yang sampai sekarang menyimpan kesaksian-kesaksian tentang kejadian-kejadia mengherankan dari masa lalu yang meneguhkan kehadiran nyata.

Khususnya, tempat ziarah Lanciano (di Abruzzi, Italia). Lancianoo adalah tempat yang unik di antara tempat-tempat ziarah Ekaristi di dunia, yang menjadi makin terkenal di seluruh dnia. Di sana dapat disaksikan hosti yang berubah menjadi daging segar dan disimpan dalam keadaan demikian sampai berabad-abad. Ini adalah mukjizat yang dapat dilihat, yang mengherankan dan mengharukan. 

Vivit Dominus in cuius Conspectu sto. 

Disalin dari: Buku Jesus Our Eucharistic Love yang diterjemahkan oleh Ernest Mariyanto

Kemenag Nomor Tiga dalam Realisasi Penyerapan Anggaran 2015


Jakarta, (Inmas Sultra) — Realisasi penyerapan anggaran Kementerian Agama (Kemenag) Tahun anggaran 2015, menempati posisi ketiga dari 10 Kementerian/Lembaga dengan anggaran terbesar. Hal ini dinyatakan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin saat membuka Evaluasi Capaian Kinerja Kementerian Agama Tahun 2015, di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kemenag MH Thamrin, Jakarta, Selasa (19/01/2016).
“Alhamdulillah, penyerapan anggaran Kemenag Tahun 2015, mencapai 86,34 %. Hal ini di atas nilai rata-rata nasional, yaitu 86,23 %. Capain ini menempatkan Kemenag pada posisi ke-3 dari 10 kementerian/lembaga yang memiliki anggaran terbesar,” terang Menag dalam Evaluasi yang dihadiri Menteri PAN dan RB Yudhi Crisnandi dan para pejabat eselon I dan II Kemenag pusat tersebut.
Dalam evaluasi yang mengambil tema: “Penegasan Tanggungjawab dan Komitmen Pimpinan dalam Pencapain Kinerja” tersebut, Menag menargetkan, penyerapan anggaran Kemenag Tahun 2016 lebih baik. “Untuk Tahun 2016 ini, target kita adalah 93 %,” tegasnya.
Selain serapan, Menag berpesan agar pelaksanaan program Kemenag juga tetap memperhatikan ketepatan sasaran, ketepatan daya guna, ketepatan jumlah, dan ketepatan waktu. Menag berharap, instruksi Presiden agar seluruh kementerian/lembaga agar melaksanakan program kerja mulai Bulan Januari, diimplementasikan dengan baik, benar, efektif dan efisien.
“Alhamdulillah, pada usia ke-70 tahun, Kemenag memperoleh penilaian yang bagus atas evaluasi Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kemen-PAN dan RB dengan predikat Baik. Kita juga berada para peringkat kedua pengelolaan BMN dalam hal pengelolaan sertifikasi aset BMN dari Kemenkeu, kenaikan tunjangan kinerja dari 40 % menjadi 60 %,” tutur Menag disambut tepuk tangan peserta yang hadir.
Menag berharap, nilai B di atas tidak hanya dipertahankan, namun juga ditingkatkan. Menurutnya, prestasi yang telah dicapai harus menjadi vitamin dan spirit  untuk terus menjadi lebih baik dan mampu mendorong layanan publik yang memuaskan, cepat, dan bebas korupasi. Melalui evaluasi ini, Menag meminta jajarannya untuk mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dan capaian kinerja pada tahun 2015. (g-penk/mkd/pinmas/sm)