Minggu, 28 April 2013

KUNJUNGAN KANONIK DARI KURIA KEUSKUPAN

Misa bersama Mgr. Petrus Boddeng Timang, Pr
Kotabaru, 26 April 2013. Merupakan agenda rutin Pejabat Keuskupan mengunjungi Paroki-paroki diwilayah pelayanannya. Termasuk juga Keuskupan Banjarmasin, agenda tahunan tersebut dilaksanakan secara rutin juga. Dalam Kunjungan Kanonik tersebut hadir Mgr. Petrus Boddeng Timang, Pr, Pastor Simon Edy Kabul Santoso selaku Ekonom Keuskupan dan Pastor Sony selaku Sekretaris Keuskupan. Agenda Kunjungan berlangsung mulai hari Jumat, 26 April 2013 dimulai di Komunitas Suster SPM (Santa Perawan Maria) yang merupakan satu-satunya biara yang berada di Paroki St. Yusup Kotabaru yang melayani bidang Pendidikan Pra sekolah : play group, TK (Taman Kanak-kanak) Yos Sudarso dan Pendidikan Dasar (SD) Santa Maria, kemudian hari Sabtu, 27 April 2013 berlanjut dengan pertemuan bersama Pengurus DPP (Dewan Pastoral Paroki) St. Yusup Kotabaru bertempat di Aula Pastoran "Damai Bagimu" jl. Veteran tersebut berlangsung dalam suasana penuh kehangatan dan persaudaraan.
Momen perjumpaan DPP dengan Mgr. Boddeng Timang dimanfaatkan dengan optimal, mengingat perjalanan usia Paroki St. Yusup Kotabaru yang ke-32. Hal ini memicu berbagai pihak untuk berbenah, karena Paroki St. Yusup sudah melahirkan 2 paroki baru yaitu Paroki St. Vincencius A Paulo Batulicin, Tanah Bumbu, dan Paroki Stella Maris Sungai Danau, Tanah Bumbu juga. Dengan usia yang cukup dewasa dirasa sudah banyak hal yang menjadi pengalaman sekaligus pemicu untuk lebih bersemangat lagi dalam bermisi ditengah masyarakat yang multi etnis dan multi Agama.
Dalam sharing dan wawan hati dengan Kuria Keuskupan, anggota DPP diberi kesempatan untuk memahami akan situasi dan kondisi geografis pelayanan Pastoral di wilayahnya. Dalam paparan Pastor Silvanus Jehaman, CP sebagai Pastor Paroki St. Yusup Kotabaru, wilayah yang dilayani meliputi 8 Stasi dan 6 KBG serta 1 wilayah pelayanan terdiri atas Stasi Lontar, Stasi Sambega, Stasi Tarjun, Stasi Batu Ampar, Stasi Batu Mulia, Stasi Geronggang, Stasi Gunung Aru, Stasi Stagen, wilayah pelayanan Sebuku. Untuk KBG terdiri atas KBG Maria, KBG Matius, KBG Markus, KBG Katarina, KBG Petrus dan KBG Paulus. Dilihat dari Stasi dan KBG di Paroki ini dibandingkan dengan wilayah pelayanan Paroki kota Banjarmasin memang berat, karena medan yang harus ditempuh cukup menantang, misalnya harus memakai Speed Boat kalau melayani ke Stasi Geronggang dan Sebuku, memakai Ferry kalau melayani Stasi Tarjun, Batu Ampar dan Batu Mulia. Sedangkan Stasi yang lain dan KBG masih satu daratan dengan Paroki. 
Sedangkan Uskup menegaskan bahwa wilayah pelayanan yang ada masih belum seberapa dibandingkan dengan wilayah pelayanan Paroki Ave Maria Tanjung, Tabalong dan Paroki St. Vincencius A Paulo Batulicin, karena kedua Paroki ini cukup luas daerah pelayanannya.
Dalam kesempatan itu juga Pastor Ekonom Keuskupan (Pastor Simon) memberikan gambaran mengenai keuangan Paroki maupun keuangan Pastoran. Dalam kesempatan itu Pastor Simon berharap ada tenaga On Time untuk mengerjakan laporan bulan. Karena suatu saat bila Pastornya di mutasikan laporan tetap berjalan dengan semestinya. Pastor Simon juga berharap laporan Kas Pastoran dan Paroki dibedakan dan dipisahkan dengan baik, karena sering terjadi pos yang harusnya masuk di keuangan Pastoran tapi masuk ke Paroki dan sebaliknya. Hal lain juga menjadi perhatian yaitu mengenai jenis laporan yang dikirim, berkaitan dengan keuangan tersebut. Stipendium dan Iurastole untuk Imam juga tidak luput menjadi perhatian Pastor ini, karena banyak Umat yang belum sepenuhnya memahami dan Pastor Paroki biasanya enggan dan nggak enak hati mau menyampaikan kepada umat yang dilayaninya. Stipendium adalah intensi dalam sakramen yang diminta oleh Umat, sedangkan Iurastole adalah intensi dalam ungkapan syukur, baik atas berkat rumah, kendaraan, benda rohani atau hal lain di luar upacara sakramen resmi Gereja. Hal ini menjadi catatan Pastor Simon terlebih besarnya rupiah Stipendium dan Iurastole yang diharapkan yaitu sebesar biaya makan satu hari.
Hadir dalam Misa, Ekonom dan Sekretaris Keuskupan
Mgr.Petrus Boddeng Timang, Pr, dalam berbagai kesempatan berkenaan dengan pertanyaan dan pernyataan Pengurus DPP, menyatakan kebijaksanaan dan kearifannya. Diantaranya Uskup mengungkapkan apresiasi yang besar kepada para Suster yang telah melayani di bidang pendidikan cukup lama di Kotabaru. Uskup juga berpesan bahwa saat ini tugas misi tidak hanya bagi Misionaris atau biarawan-biarawati, tetapi tugas misi adalah milik umat. Dalam seluruh aktifitas hidupnya semestinya meluangkan waktu untuk selalu mengenalkan Allah.
Dalam Misa Konselebrasi yang dilaksanakan pada hari Minggu, 28 April 2013, yang merupakan misa yang cukup meriah karena yang menjadi Konselebran utama adalah Uskup Keuskupan Banjarmasin dan sekaligus dihadiri Sekretaris dan Ekonom keuskupan. Uskup dalam Homilinya menegaskan bahwa tindakan kasih itu perlu adanya pengorbanan, umat Katolik yang telah dikasihi Allah sudah seharusnya meneladan tindakan kasih Allah tersebut. MIsa berlangsung khusuk dan damai sampai pukul 11.00 wita. Dengan berakhirnya misa Mgr. Timang langsung meluncur ke Paroki St. Vincentius A Paulo Batulicin.


Senin, 15 April 2013

ALLAH TRITUNGGAL


Inti pokok iman akan Allah Tritunggal ialah keyakinan bahwa Allah (Bapa) menyelamatkan manusia dalam Kristus (Putra) oleh Roh Kudus. Berbicara mengenai Allah Tritunggal, yaitu berbicara mengenai misteri Allah yang memberikan diri kepada manusia.
Mari kita mulai pengajaran dasar mengenai Allah Tritunggal (dimana kita bicara fakta sejarah keselamatan.

"Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam Kristus" (2Kor 5:19)
"Kasih Allah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita" (Rm 5:5).
Mari kita perhatikan baik-baik dua ayat diatas, dimana Allah bertindak, dalam Kristus, dan oleh Roh Kudus. Jadi karya Kristus dan karya Roh Kudus, merupakan karya Allah. Gereja perdana yakin bahwa dalam diri Kristus, dan dalam karya Roh Kudus, karya keselamatan Allah terlaksana.
Dari uraian diatas, dengan singkat seluruh karya Allah ini dirumuskan dalam Efesus 1:3-14 dibawah ini :
" Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan — kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya — supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya."
Kalau kita perhatikan dengan seksama, jelaslah bahwa yang melakukan karya keselamatan adalah Allah, yang disini disebut "Bapa Tuhan kita Yesus Kristus". Karya keselamatan itu secara konkret-historis terlaksana dalam Kristus.
Sebelum Rasul Paulus (penulis surat kepada Jemaat di Efesus) berbicara mengenai penebusan yang diperoleh karena salib Kristus, dikatakannya terlebih dahulu bahwa "dari semula", yaitu "sebelum dunia dijadikan " Allah sudah menetapkan rencana keselamatan itu "dalam Kristus". Kristus itu jalan keselamatan Allah menurut rencana semula. Sebagai inti karya Allah itu disebut pewahyuan rencana Allah dalam Kristus dan karya itu diteruskan oleh Roh Kudus yang merupakan "jaminan" kepenuhan penebusan pada akhir zaman.
Dari uraian diatas kita mengetahui, bahwa ajaran mengenai Allah Tritunggal bukanlah suatu Teori, yang diwahyukan secara lengkap oleh Yesus atau para rasul, melainkan rangkuman karya Allah yang dilaksanakan dalam Kristus dan Roh Kudus.

Minggu, 14 April 2013

DPP HARIAN TERPILIH


Kotabaru, 13-14 Maret 2013, Gereja Katolik St. Yusup Kotabaru melaksanakan pemilihan Pengurus Dewan Pastoral Paroki periode 2013-2016 ke depan. Dalam prosesi pemilihan kandidat yang dipilih adalah Bp. Alfonsus Soepedi, Bp. Yordanis Andria, Bp. Samuel, Bp. Issac Nugraha, Bp. FX. Toniadi, Bp.Agustinus SBY. Kegiatan yang sudah dirancang Panitia Pemilihan ini cukup berjalan dengan sukses. Keterlibatan umat dalam pemilihan cukup tinggi, hal ini bisa di lihat jumlah pemilih yang hadir saat Perayaan Ekaristi hari sabtu dan minggu saat pemilihan berlangsung. Dalam proses penghitungan suara, sebagian umat bertahan untuk melihat hasilnya. Saat-saat awal dua kandidat bersaing yaitu Bp. Yordanis Andria dan Bp. Issac Nugraha, namun setelah pertengahan hingga berakhir Bp. Yordanis bersaing dengan Bp. Fx. Toniadi. Setelah berakhirnya penghitungan suara Bp. Yordanis Andria mendapatkan kepercayaan umat dengan mendapatkan perolehan suara terbanyak disusul Bp. Toniadi, Bp. Alfonsus Soepedi, Bp. Bp. Agustinus SBY, Bp. Issac Nugraha dan Bp. Samuel.
Dalam wawancara dengan kandidat terpilih, Yordanis menyatakan ucapan terima kasihnya kepada umat karena mendapatkan dukungan untuk memimpin DPP Harian 3 tahun ke depan. Impian umat untuk pengurus baru terpenuhi sudah, karena seharusnya Pengurus DPP sudah harus terpilih pada tahun 2012 lalu(*red). Umat sangat berharap agar Pengurus DPP ke depan dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan perhatian akan kehidupan iman umat.
Profisiat Pengurus DPP Harian St. Yusup Kotabaru Kalsel 2013-2016

Rabu, 10 April 2013

APAKAH ANDA TAKUT MENGAKU DOSA?


Konsili Vatikan II menetapkan bahwa “Upacara dan rumus untuk Sakramen Tobat hendaknya ditinjau kembali sedemikian rupa, sehingga hakekat dan buah sakramen terungkap secara lebih jelas ” (Sacro sanctum Concilium, no.72). Oleh karena itu, Kongregasi untuk Ibadat menerbitkan Ritus Sakramen Tobat pada tahun 1973. Ritus yang baru ini menambahkan pilihan doa-doa, menyediakan bacaan dari Kitab Suci serta memperkenalkan “pelayanan- pelayanan Sakramen Tobat ” dengan pengakuan pribadi. Namun demikian, ketentuan tersebut menetapkan, “bagi para imam, dan khusus nya para imam paroki dalam melayani individual maupun komunitas, hendaknya menyesuaikan ritus dengan kondisi konkrit peniten (no.40)”. Sebab itu, pada hari Sabtu sore dengan antrian peniten menunggu giliran mengaku dosa, imam paroki dapat menggunakan ritus yang lebih “efisien”, yang mencakup format tradisional yang biasa dipergunakan dalam pengakuan.
PEMERIKSAAN BATIN
Pengakuan dosa dalam Penerimaan Sakramen Tobat harus lah dimulai dengan pemeriksaan batin. Selalu mulai dengan mengingat. Pikirkan orang-orang yang ada disekitar kita. Mungkin diawali dengan keluarga. Kemudian yang lainnya juga: sanak saudara, tetangga, rekan sekerja, teman sekolah, orang yang kita potong jalannya di jalan raya minggu lalu, dan sebagainya, dan sebagainya. Pikirkan tentang kejadian- kejadian baru- baru ini dalam hidup kita yang melibatkan orang-orang tersebut. Pengaruh apakah yang kita berikan kepada mereka? Apakah yang telah kita lakukan sehingga menyakiti mereka? Juga, apakah yang seharusnya kita lakukan, tetapi tidak kita lakukan? Adakah seseorang yang membutuhkan pertolongan dan kita tidak menawarkan pertolongan?
Sekarang tarik mundur ingatan agak sedikit jauh ke belakang. Kemungkinan kita tidak melakukan suatu dosa besar atau “dosa berat”, tetapi adakah dosa-dosa yang merupakan kebiasaan, yang kita lakukan dan lakukan lagi. Setetes air hujan mungkin tidak berarti, tetapi jika tetesan- tetesan itu ditampung untuk jangka waktu yang lama, maka tetesan hujan itu dapat mengakibatkan banjir! Suatu ejekan, yang kecil dan sepele-jika diulang dan diulang- dapat menjadi gunung kebencian.
Pada umumnya kita lupa akan sebagian besar perkara yang kita lakukan. Oleh karena itulah suatu sarana sederhana diperlukan untuk membantu. Sarana itu disebut “Pemeriksaan Batin” yaitu suatu daftar pertanyaan untuk diajukan kepada diri sendiri sebelum kita mengaku dosa.
Suara Batin atau Hati Nurani adalah kesadaran moral  atau etika atas kelakuan kita dengan dorongan untuk memilih yang baik dari yang jahat . Suara batin haruslah dibentuk dalam terang Sabda Allah, yaitu melalui Gereja.

Dengan dasar pemikiran diatas , orang mulai dengan pemeriksaan batin yang baik. Kita patut hidup sesuai pola hidup yang Tuhan nyatakan tentang bagaimana kita harus hidup. Sebagai contoh, kita meluangkan waktu untuk merefleksikan Sepuluh Perintah Allah, Sabda Bahagia, Perintah Gereja, Kebajikan Pokok (kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan penguasaan diri), dan Tujuh Dosa Pokok (sombong, cabul, serakah, marah, rakus , iri hati, malas).
Pemeriksaan Batin adalah bagaikan berhenti melangkah dan menengok gambaran hidup kita serta memperbandingkannya dengan pola hidup yang dikehendaki Tuhan. Ingatkah ketika kita masih kanak- kanak, kita biasa menjiplak gambar. Menjiplak membantu kita untuk belajar menggambar. Kita mengambil selembar kertas kosong, menempatkannya di atas gambar asli, dan menerawangkannya dekat jendela atau cahaya. Terang memungkinkan kita unt uk menjiplak gambar asli ke dalam kertas kosong kita. Dari waktu ke waktu, kita perlu berhenti dan melihat kalau- kalau kertas kita telah bergeser dan melenceng dari gambar aslinya, atau kalau- kalau goresan kita telah menyimpang dari gambar aslinya.
Demikian pula halnya dengan hidup kita, kita melewatkan hidup sesuai dengan pola hidup yang ditetapkan Tuhan. Dalam pemeriksaan batin, kita menengok ke belakang dan dengan jujur menilai bagaimana kita telah berusaha hidup sesuai pola yang ditetapkan Tuhan dan tinggal dalam batas-batas tersebut. Kita merefleksikan kemajuan yang telah kita capai sejak pengakuan dosa kita yang terakhir berkenaan dengan kelemahan- kelemahan, pelanggaran- pelanggaran, pencobaan- pencobaan, dan dosa-dosa di masa lalu. Besar harapan, kita mendapati kemajuan dalam hidup rohani kita. Namun demikian, ketika kita melenceng atau menyimpang dari batasan- batasan Tuhan, kita berdosa - bukan hanya dengan perbuatan, tetapi juga dengan kelalaian. Patut lah kita mengenali dosa- dosa ringan-dosa- dosa ringan ini melemahkan persahabat an kita dengan Tuhan - dari dosa- dosa berat - dosa- dosa yang memutuskan persahabatan kita dengan Tuhan dan “membunuh” rahmat pengudusan yang ada dalam jiwa kita. Kita ingat akan sabda Yesus , “barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang   kepada terang itu, supaya perbuat an- perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan- perbuatannya dilakukan dalam Allah.” (Yo h 3:20- 21). Dengan pemeriksaan batin, kita bertobat atas dosa- dosa kita. Kita menyesali dosa karena kita takut akan api neraka dan kehilangan surga; kita takut akan hukuman Allah yang adil, tetapi terutama kita menyesal karena dosa-dosa kita telah menghina Tuhan yang selayaknya kita kasihi lebih dari segala sesuatu. Kasih kepada Tuhan menggerakkan kita untuk bertobat atas dosa dan mohon didamaikan kembali. Segenap para kudus yang mengagumkan itu melakukan pemeriksaan batin secara teratur dan memanfaatkan Sakramen Tobat sesering mungkin. (Bahkan Bapa Suci kita, Paus Yohanes Paulus II, mengakukan dosa-dosanya seminggu sekali, demikian pula Beata Teresa dari Calcutta). Orang mungkin bertanya, “Mengapa? Dosa- dosa apakah yang mungkin dilakukan oleh orang-orang kudus ini?” Mereka mengasihi Tuhan begitu dalam hingga bahkan kelalaian ataupun pelanggaran terkecil sekalipun menggerakkan mereka untuk mengaku dosa. Mereka tidak menghendaki bahkan dosa teremeh sekalipun memisahkan mereka dari kasih Tuhan. Demi kasih kepada Tuhan, kita pun juga menyesali dosa- dosa kita.
Sesal atas dosa menggerakkan kita untuk bertekad sebulat hati untuk tidak berbuat dosa lagi. Mungkin kita akan jatuh ke dalam dosa lagi, tetapi kita berusaha untuk tidak melakukannya. Kita tidak berencana meninggalkan kamar pengakuan dan melakukan dosa- dosa yang sama.
Pelaksanaan Sakramen Pengakuan dapat berbeda dari tempat yang satu dengan tempat yang lain. Di beberapa tempat, pengakuan dilaksanakan dalam Kamar Pengakuan. Di tempat lainnya, dibuat suatu tempat pengakuan khusus. Kita boleh berlutut di balik sekat atau boleh juga berlutut berhadapan muka dengan imam. Secara pribadi, saya lebih menyukai posisi berlutut menghadap imam, sebab imam berada di sana untuk menjadi penasehatmu. Jika ia dapat melihat ke dalam matamu, ia dapat mempunyai gambaran yang lebih baik bagaimana menasehatimu. Imam tidak berada di sana untuk memarahi atau menghakimi. Imam juga seorang yang berdosa seperti semua orang lain. Imam harus mengaku dosa juga!
Kemudian, kita mengakukan dosa-dosa kita. Kita masuk ke dalam kamar pengakuan. Terkadang, dalam kamar pengakuan terdapat sekat antara peniten dan imam, tetapi terkadang juga peniten langsung berhadapan muka dengan imam. Entah kita berhadapan langsung dengan imam atau tidak, ingatlah senantiasa bahwa apapun yang dikatakan selama pengakuan disimpan rapat oleh imam sebagai rahasia.
Tata cara Sakramen Pengakuan dapat berbeda-beda, tetapi biasanya imam akan memberikan sambutan. Mungkin imam akan berbincang sejenak, atau memulai dengan sebuah doa. Terkadang imam membacakan suatu perikop dari Kitab Suci tentang belas kasih Tuhan. Sungguh, kita tidak perlu khawatir tentang rumusan-rumusan atau doa-doa tertentu. Memang mungkin ada suatu rumusan standard di paroki kita, tetapi yang terbaik adalah menjadikan segala sesuatunya praktis. Sebaiknya kita merasa santai dan mengatakan kepada imam sudah berapa lamakah sejak pengakuan kita yang terakhir, atau menjawab pertanyaan yang mungkin diajukan oleh imam.
Yang terpenting adalah meminta pertolongan. Jika kita terbiasa tanpa pikir panjang mengucapkan suatu daftar panjang tentang hal-hal yang sama, mungkin kita dapat mencoba untuk berkonsentrasi pada beberapa di antaranya, daripada menyebutkan semua yang biasa kita katakan. Imam mungkin akan meminta keterangan lebih lanjut, tetapi hal itu hanya dimaksudkan agar ia dapat memberikan nasehat yang terbaik bagi kita. Hal utama yang perlu diingat adalah bahwa pengakuan itu sifatnya pribadi dan hanya dimaksudkan untuk menolong kita. Kita berada di sana untuk didamaikan kembali dengan Tuhan. Pastilah Tuhan merindukan untuk bersahabat kembali dengan kita!
Ingatlah juga bahwa kita mengakukan dosa kita kepada imam karena tiga alasan pokok: Pertama, Kristus Sendiri yang menetapkan sakramen ini, dan imam memiliki wewenang yang diberikan kepada para rasul, melalui tahbisan yang diterimanya, untuk mengampuni dosa atas nama Tuhan. Pada malam kebangkitan-Nya, Yesus bersabda, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20:22- 23). Imam adalah pelayan sakramen yang bertindak atas nama pribadi Kristus . Jika pengakuan dosa bukan sakramen yang ditetapkan oleh Kristus yang mendatangkan rahmat , sayalah orang pertama yang akan mengatakan, “Pergilah menemui penasehatmu. Hubungi Dr. Ini atau Itu.” Sebaliknya, justru karena Kristus yang memberikan sakramen pengampunan ini kepada Gereja, saya menyampaikan dalam homili, “Pergilah mengaku dosa.”
Kedua, seorang imam adalah seorang bapa rohani. Sama seperti kita datang kepada seorang dokter ketika jasmani kita sakit agar disembuhkan, demikian pula kita datang kepada  seorang imam ketika jiwa kita sakit dan perlu disembuhkan. Lebih jauh tentang analogi imam-dokter, sama seperti orang merasa berdebar ketika mengunjungi seorang dokter atau mungkin gelisah akan penyakit yang mungkin ditemukan atau divoniskan oleh dokter, tetapi orang tersebut tetap datang sebab ia tahu bahwa perawatan dokter akan menjadikan kesehatannya lebih baik; demikian juga halnya dengan pengobatan rohani yang ditawarkan oleh seorang imam.
Ketiga, imam mewakili Gereja dan orang kepada siapa kita berbuat dosa. Di masa-masa awal Gereja, orang mengakukan dosa- dosanya secara umum pada awal perayaan Misa dan mendapat kan absolusi. Sungguh melegakan, pada abad-abad sekarang kita mempunyai pengakuan dosa secara pribadi.
Kita memulai dengan membuat Tanda Salib dan mengatakan, “Berkatilah aku ya Bapa, sebab aku telah berdosa.” Atau, orang biasa memulai dengan, “Dalam nama Bapa.… ” Kemudian kita menyatakan kapan terakhir kali kita mengakukan dosa-dosa kita: “Bapa, pengakuan saya yang terakhir … yang lalu.”
Kemudian, kita mengakukan dosa-dosa kita. Kita harus spesifik. Terkadang orang mengatakan, “Saya melanggar perintah keenam,” yang meliputi semuanya mulai dari pikiran yang tak pantas hingga pemerkosaan dan perzinahan. Kita tidak harus menceritakannya secara terperinci, melainkan intinya agar imam dapat menolong. Kita juga perlu menyebutkan jumlah-melalaikan Misa satu kali berbeda dari beberapa kali, yang juga berbeda dari setiap kali. Setelah selesai mengakukan dosa-dosa kita, kita menyatakan, “Saya menyesal atas semua dosa saya dan dengan hormat saya mohon pengampunan dan penitensi yang berguna bagi saya.” Lalu, imam dapat mulai memberikan nasehat kepada kita. Imam juga memberikan penitensi guna pulihnya luka akibat dosa dan guna memperkuat jiwa kita dalam menghadapi pencobaan di masa mendatang. Kemudian imam meminta kita untuk menyatakan tobat, yang biasanya adalah Doa Tobat : “Allah yang Maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku, sebab patut aku Engkau hukum, terutama sebab aku telah menghina Engkau yang Mahamurah dan Mahabaik bagiku. Aku benci akan segala dosaku dan berjanji dengan pertolongan rahmat -Mu hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi. Ya Allah, kasihanilah aku, orang yang berdosa ini. Amin.”
Terakhir, imam menyampaikan absolusi. Renungkanlah kata-kata indah ini: “Allah, Bapa yang Mahamurah telah mendamaikan dunia dengan DiriNya dalam wafat dan kebangkitan Putranya. Ia telah mencurahkan Roh Kudus demi pengampunan dosa. Dan berkat pelayanan Gereja, Ia melimpahkan pengampunan dan damai kepada orang yang bertobat . Maka, saya melepaskan saudara dari dosa- dosa saudara. Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.” Rumusan ini menekankan Bapa Surgawi kita yang penuh belas kasihan, misteri keselamat an dari sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus serta pelayanan pemulihan oleh Roh Kudus melalui Gereja.
Imam kemudian mempersilakan kita untuk pergi dengan mengatakan, “Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik,” dengan mana kita menjawab, “kekal abadi kasih setia-Nya.” (Banyak imam secara sederhana mengatakan, “Semoga Tuhan memberkatimu”). Kita lalu meninggalkan kamar pengakuan untuk melaksanakan penitens i yang diberikan kepada kita.
Sakramen Tobat sungguh merupakan sakramen yang indah dengan mana kita didamaikan kembali dengan Allah, diri kita sendiri, dan sesama. Ingatlah kata-kata St Paulus ini, “Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kit a, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita” (Ef 2:4- 5). Sementara kita semakin dekat dengan perayaan Paskah, marilah meluangkan waktu untuk mengaku dosa dengan baik.
SESUDAH PENGAKUAN DOSA
Kita akan keluar dari Kamar Pengakuan dengan perasaan lega! Cobalah untuk melaksanakan penitensi penyembuhan sesegera mungkin. Kita telah diampuni, disembuhkan serta dipulihkan sepenuhnya persahabatan kita dengan Tuhan. Salah satu hal terindah tentang pengampunan dosa adalah bahwa Tuhan mengampuni dan melupakan! Begitu dosa-dosa kita telah diampuni, kita diperbaharui dalam rahmat Tuhan. Kita harus mempunyai niat yang kuat untuk menghindari dosa di masa mendatang. Tetapi jika kita tergelincir atau melakukan kesalahan, ingatlah TUHAN SENANTIASA ADA DI SANA DENGAN KASIH-NYA!

KOMUNI DUA RUPA


Dalam hari-hari biasa, Komuni Dua Rupa biasanya hanya diberikan dalam misa jika umat yang hadir hanya sedikit. Ada paroki yang tiap 6 bulan sekali mengadakan misa lansia yang pada saat misa itu juga diberikan sakramen minyak suci (maklum umurnya udah banyak),  pada misa seperti itu juga diberikan komuni dua rupa.
Ada juga paroki yang rutin memberikan komuni dua rupa saat penerimaan komuni pertama, atau perkawinan, atau krisma. namun untuk Komuni Dua Rupa ada aturan- aturan yang tidak boleh dilanggar atau dimodifikasi. Aturan ini terperinci ada di Pedoman Umum Misale Romawi dan Redemptionis Sacramentum.
PUMR 281-287
281. Sebagai tanda, komuni kudus mempunyai bentuk yang lebih penuh kalau disambut dalam rupa roti dan anggur, sebab komuni-dua-rupa itu melambangkan dengan lebih sempurna perjamuan ekaristi. Juga dinyatakan dengan lebih jelas bahwa perjanjian yang baru dan kekal diikat dalam Darah Tuhan. Kecuali itu, lewat komuni-dua-rupa tampak jelas juga hubungan antara perjamuan ekaristi di dunia dan perjamuan eskatologis dalam kerajaan Bapa.
Komuni dua rupa melambangkan dengan lebih sempurna perjamuan ekaristi. Jadi dari segi perlambangan lebih nampak.
282. Para gembala umat beriman hendaknya berusaha, agar orang-orang beriman yang menyambut komuni- dua-rupa atau yang tidak menyambut diingatkan akan ajaran katolik tentang komuni kudus, sesuai dengan dokumen Konsoli Trente. Terutama hendaknya ditekankan, bahwa baik dalam komuni-roti maupun dalam komuni-anggur seluruh sakramen dan seluruh Kristus disambut seutuhnya. Jadi, orang yang komuni hanya dalam satu rupa, sama sekali tidak dirugikan karena mengira tidak mendapat cukup rahmat yang perlu untuk keselamatan.
Menerima komuni roti saja artinya sama dengan menerima seluruh sakramen dan seluruh Kristus. Kecuali itu, hendaknya diajarkan, bahwa Gereja mempunyai wewenang untuk mengatur cara merayakan sakramen, asal tidak mengubah hakikat sakramen. Maka, Gereja dapat menetapkan atau mengubah cara perayaan sakramen, sebagaimana dianggap perlu karena tuntutan zaman dan keadaan setempat, dengan maksud agar sakramen dirayakan dengan lebih hormat, dan umat beriman menerimanya dengan manfaat lebih besar. Hendaknya dianjurkan kepada umat beriman yang akan menyambut komuni-dua-rupa, agar mereka lebih ingin dan lebih mantap ikut dalam perayaan itu, sebab dalam perayaan itu dilambangkan dengan lebih sempurna perjamuan Ekaristi.
Ada dua poin yang mesti diperhatikan :
Pertama: cara merayakan tidak mengubah hakikat sakramen, maka tata cara menerima Tubuh dan Darah Kristus sama sekali tidak mengubah hakikat keselamatan yang dikandungnya. Soal ini misalnya soal penerimaan komuni dulu langsung di mulut, sekarang ditangan dan mulai ada arah kembali ke langsung di mulut .
Kedua: umat harus siap dan disiapkan untuk menghadiri perayaan dimana akan dibagikan komuni dua rupa, maka sebaiknya jika imam ingin membagikan komuni dua rupa diumumkan terlebih dahulu kepada umat yang akan mengikutinya.
283. Kecuali dalam hal-hal yang disebut dalam buku-buku rituale, komuni-dua-rupa diizinkan :
a. Bagi para imam yang tidak dapat merayakan Misa sendiri atau tidak dapat ikut dalam konselebrasi;
b. bagi para diakon dan para pelayan lain, yang menjalankan tugasnya dalam Misa;
c. bagi para anggota komunitas biara, dalam Misa konventual atau dalam apa yang disebut Misa komunitas;
bagi para seminaris, dan semua yang mengikuti retret, pertemuan rohani atau pastoral.
Uskup setempat dapat menentukan kaidah-kaidah komuni-dua-rupa untuk keuskupannya. Kaidah seperti itu harus dipatuhi juga dalam kapel-kapel biara dan dalam perayaan dengan kelompok kecil. Uskup diosesan juga berwenang memberikan izin kepada imam yang memimpin Misa untuk melaksanakan komuni-dua-rupa kalau dianggapnya baik. Ini dapat dilaksanakan asal umat beriman sudah diberi pengarahan dengan baik, dan tidak ada bahaya pencemaran sakramen atau perayaan menjadi kacau balau karena jumlah umat yang terlalu besar atau karena alasan lain.
Akan tetapi, Konferensi Uskup dapat menentukan kaidah tentang tata cara komuni-dua-rupa untuk umat, dan tentang kemungkinan memperluas izin untuk komuni-dua-rupa. Kaidah-kaidah ini dapat dimaklumkan sesudah diketahui oleh Takhta Apostolik.
284. Kalau komuni dilaksanakan dalam dua rupa :
a. Seturut ketentuan, piala dilayani oleh diakon atau, kalau tidak ada diakon, oleh seorang imam. Dapat juga piala dilayani oleh akolit yang dilantik secara liturgis atau oleh pelayan komuni tak-lazim. Kalau terpaksa, piala juga dapat dilayani oleh anggota jemaat yang diberi tugas hanya untuk kesempatan yang bersangkutan;
b. Seluruh sisa Darah Kristus diminum pada altar oleh imam atau diakon atau akolit yang dilantik yang pada waktu itu melayani piala dan kemudian membersihkan serta mengatur kembali bejana-bejana kudus seperti biasa.

Pelaksanaan komuni dua rupa harus melibatkan pelayan lain selain imam. Pelayan lain ini untuk memegang piala sementara imam memegang sibori.
Komuni hendaknya dapat diterimakan hanya dalam wujud roti kepada umat beriman yang barangkali menginginkannya, misal saat pembagian komuni dua rupa ada umat yang hanya ingin menerima roti saja, imam harus mengijinkannya (walaupun kelihatannya jarang).
285. Yang harus disiapkan untuk komuni-dua-rupa ialah :
a. Kalau komuni-anggur dilaksanakan dengan minum langsung dari piala, hendaknya disiapkan beberapa piala atau satu piala yang cukup besar. Tetapi, hendaknya diusahakan jangan sampai Darah Kristus tersisa terlalu banyak;
b. Kalau komuni-anggur dilaksanakan dengan mencelupkan hosti ke dalam piala, hendaknya disiapkan hosti- hosti yang tidak terlalu kecil dan tipis, tetapi lebih tebal dari pada biasanya, supaya sesudah dicelupkan masih dapat diberikan dengan mudah kepada orang yang menyambut.
286. Kalau Darah Kristus disambut dengan minum dari piala, sesudah menyambut Tubuh Kristus, orang yang menyambut menghadap petugas yang melayani piala, dan berdiri di depannya. Pelayan berkata: Darah Kristus, penyambut menjawab: Amin. Lalu pelayan menyerahkan piala kepada penyambut. Penyambut memegang sendiri piala itu dan minum darinya, lalu mengembalikan piala kepada pelayan. Kemudian, penyambut kembali ke tempat duduk, dan sementara itu pelayan membersihkan bibir piala dengan purifikatorium.
287. Kalau komuni-dua-rupa dilaksanakan dengan mencelupkan hosti ke dalam anggur, tiap penyambut, sambil memegang patena di bawah dagu, menghadap imam yang memegang piala. Di samping imam berdiri pelayan yang memegang bejana kudus berisi hosti. Imam mengambil hosti, mencelupkan sebagian ke dalam piala, memperlihatkannya kepada penyambut sambil berkata: Tubuh dan Darah Kristus. Penyambut menjawab: Amin, lalu menerima hosti dengan mulut, dan kemudian kembali ke tempat duduk.
Berhubung banyak abuse (salah tafsir/ multi tafsir) dalam pelaksanaan komuni dua rupa, maka Tahta Suci mengeluarkan dokumen lain untuk menghentikan abuse ini lewat Redemptionis Sacramentum

Redemptionis Sacramentum 100-107
100. Agar supaya tanda ini dengan sepenuhnya menjadi lebih jelas bagi umat beriman yang menghadiri Perjamuan Ekaristi, maka umat awam pun diizinkan menyambut Komuni dalam dua rupa, yaitu dalam situasi- situasi yang disebut dalam buku-buku liturgis, asalkan didahului dan tetap disertai katekese yang tepat tentang unsur-unsur dogmatis mengenai hal ini seperti telah ditetapkan oleh Konsili Trente.
101. Untuk melayani Komuni Suci dalam dua rupa kepada anggota awam di antara umat beriman, perlulah memperhatikan baik-baik situasi, yang harus dinilai terlebih dahulu oleh Uskup setempat. Janganlah cara menyambut Komuni ini membawa serta bahaya- betapapun kecilnya-bahwa rupa suci itu dilecehkan. Demi koordinasi di tingkat wilayah, hendaklah Konferensi-Konferensi Uskup mengumumkan keputusan-keputusan itu telah mendapat recognitio dari Takhta Apostolik menyangkut "caranya Komuni Suci dalam dua rupa di bagikan kepada umat dan sejauh apa izin ini dapat diberlakukan"
102. Piala jangan ditawarkan kepada umat beriman bila umat yang ingin menyambut begitu banyak sehingga sukar untuk menentukan banyaknya anggur yang harus disediakan untuk Ekaristi itu dan ada bahaya bahwa " pada akhir perayaan". Hal yang sama berlaku di mana hal minum-dari-piala itu sukar di atur atau di mana banyaknya anggur yang harus disediakan begitu besar, sehingga sukar dikontrol dari mana asalnya dan bagaimana mutunya, ataupun di mana tidak tersedialah dalam jumlah yang memadai petugas-petugas tertahbis atau pelayan-pelayan tak lazim yang sudah terbina baik, ataupun di mana banyak di antara para hadirin - karena berbagai alasan - tidak berniat untuk minum dari piala, karena dalam hal itu Komuni dengan cara ini sebagai lambang persatuan, dalam arti tertentu tidak nampak.
103. Menurut Misale Romawi, pembagian Komuni dalam dua rupa dapat dilaksanakan sebagai berikut : "Darah Tuhan dapat disambut dengan minum langsung dari piala, atau dengan mencelupkan Hosti ke dalam Darah Kristus atau melalui sebuah pipa kecil atau sebuah sendok". Adapun untuk penerimaan Komuni dalam dua rupa kepada anggota awam di antara umat beriman, para Uskup boleh membatalkan cara menyambut Darah Kristus melalui pipa atau sendok di mana hal ini tidak lazim dibuat, namun tetap ada kemungkinan menyambut melalui pencelupan hosti. Akan tetapi, jika cara itu dipakai, hendaknya dipergunakan hosti-hosti yang tidak terlalu tipis atau terlalu kecil; dan orang yang menyambut itu harus menerima. Sakramen dari Imam yang meletakkannya pada lidah.
104. Umat yang menyambut, tidak boleh diberi izin untuk sendiri mencelupkan hosti ke dalam piala; tidak boleh juga ia menerima hosti yang sudah dicelupkan itu pada tangannya. Hosti yang dipergunakan untuk pencelupan itu harus dikerjakan dari bahan sah dan harus sudah dikonsekrir; untuk itu dilarang memakai roti yang belum dikonsekrir atau yang terbuat dari bahan lain.
105. Jika satu piala tidak cukup untuk Komuni dalam dua rupa bagi para Imam konselebran atau bagi umat beriman, maka dapat saja dipergunakan beberapa piala. Maklumlah semua Imam yang merayakan Misa Kudus, wajib menyambut Komuni dalam dua rupa. Dianjurkan - demi tandanya - mempergunakan satu piala utama yang ukurannya agak lebih besar, bersama dengan piala-piala lain yang lebih kecil.
106. Akan tetapi sesudah konsekrasi secara mutlak dilarang segala penuangan Darah Kristus dari piala yang satu ke dalam piala yang lain, demi menghindarkan terjadinya sesuatu yang akan sangat merugikan misteri sebesar ini. Untuk menampung Darah Tuhan, jangan pernah dipergunakanbotol-botol atau bejana-bejana lain yang tidak sesuai dengan norma-norma yang sudah ditetapkan.
107. Sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam kanon-kanon: barang siapa membuang hosti atau anggur suci atau membawa maupun menimpannya untuk tujuan sakrilegi, terkena ekskomunikasi secara otomatis ysang hanya dapat ditiadakan oleh Takhta Apostolik; seorang klerikus, disamping itu, mendapat hukuman tambahan tanpa kecuali dikeluarkan dari ststus klerikal". Haruslah dimasukkan dalam kasus ini setiap perbuatan yang dengan sengaja mau menghina hosti atau anggur suci ini. Maka siapa saja yang bertindak berlawanan dengan norma-norma ini dengan? misalnya? membuang hosti dan anggur suci itu ke dalam sakrarium (tempat buangan di sakristi) atau pada suatu tempat yang sudah ditetapkan. Selebihnya hendaknya diingat bahwa, bila pembagian Komuni Suci dalam perayaan Misa telah selesai, penetapan-penetapan Misale Romawi harus dituruti; secara khusus perlu diperhatikan bahwa sisa dari Darah Kristus, harus seluruhnya dan dengan segera diminum oleh Imam atau seorang petugas lain, menurut peraturanyang berlaku; sedangkan hosti-hosti yang tersisa, harus dimakan oleh Imam ataupun dibawa ke tempat yang dimaksud untuk menyimpan Ekaristi.
Semoga bermanfaat .

Senin, 08 April 2013

SIAPKAH ANDA DENGAN SEGALA KEMUNGKINAN DALAM HIDUP ANDA?

Kotabaru, 8 April 2013. Kejadian kebakaran, banjir, tanah longsor, gunung meletus, kecelakaan, dan lain-lain berujung kematian adalah sesuatu yang mungkin terjadi. Karena kita kurang hati-hati, atau karena hal lain yang mengakibatkannya. Atau bahkan karena ulah manusia terjadi demikian. Demikian pula dengan seluruh kehidupan kita. Semua orang pasti sudah tahu bahwa kematian tidak dapat diketahui oleh manusia secara tepat, kapan, dimana, dengan cara apa, bagaimana, dan seterusnya. Sebuah roda yang berputar dan berputar, mengikuti siapa yang memutar dan kemana diarahkan roda itu oleh si empunya pemutar.
Keyakinan bahwa kehidupan ini ada yang empuNya, maka manusia semestinya mencari tahu dan menemukannya.  Dengan cara itulah manusia mampu memahami sebagian dari apa yang dikehendaki oleh Sang Empunya hidup. Mengenal lebih dekat, mengerti dengan hati dan semampunya untuk mengikuti Sang Empu hidup itu.
Ibarat kita mau mengenal orang lain, kita berusaha dengan cara-cara tertentu mendapatkan informasi agar kita dapat mengenal orang lain. Sedapat mungkin yang paling jitu adalah bertemu dengannya, namun setidaknya mendapatkan beberapa informasi tentang orang yang mau kita kenal.
Demikian pula dengan kita mau mengenal Sang Empunya hidup. Beberapa cara manusia ingin mengenalnya, mencoba untuk beinteraksi denganNya. Sebelum orang mengenal agama, orang sudah mulai meyakini adanya roh lain yang ada dan menguasai dalam hidup manusia. Alam yang dianggap sebagai tempat roh itu berada, tempat dimana diyakini angker dan manusia mulai dengan membuat pemujaan terhadapnya.
Beberapa contoh yang mungkin juga sampai saat ini, hal itu ada yang masih melakukannya adalah memberikan sesaji terhadap pohon tertentu, sesaji terhadap laut, sesaji terhadap gunung, sesaji terhadap barang tertentu semisal keris atau benda lain. Hal ini merupakan keyakinan manusia akan dunia lain yang menurut manusia bisa mendatangkan sesuatu bahaya bila tidak dihormati saat-saat tertentu. Keyakinan akan hal tersebut sangatlah bisa dipahami karena mereka rasakan setelah melakukan ritual tertentu.
Setelah manusia mengenal agama, sebagian mereka dengan kesadaran mengikuti ajaran agama-agama untuk dapat mengenal Sang Empu hidup.
Semua hal yang diyakini ada kekuatan diluar dirinya merupakan salah satu ungkapan akan ada Sang Empu hidup. Hal ini tidak bisa disalahkan apabila ritual itu bukan untuk sesuatu yang diluar daya Illahi. Semua semestinya dikembalikan kepada yang Empunya hidup alias Tuhan.
Semoga segala kemungkinan dalam hidup kita senantiasa kita serahkan kepada Sang empuNya hidup.

Minggu, 07 April 2013

PASKAH UMAT KATOLIK GEREJA ST. YUSUP KOTABARU

Alfonsus Soepedi (Ketua Panitia)
Damai Bagimu, 7 April 2013. Bertempat di Pastoran "Damai Bagimu" Jl. Veteran, umat Katolik Gereja St. Yusup Kotabaru melaksanakan Paskah bersama. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu itu dimulai pada pukul 17.30 Wita. Umat yang hadir memenuhi aula Pastoran "Damai Bagimu". Dalam kesempatan itu Ketua panitia, Alfonsus Soepedi mengungkapkan ucapan terimakasih atas keterlibatan umat dalam kegiatan selama Paskah berupa tenaga, pemikiran dan sumbangan biaya yang diberikan demi kelancaran seluruh kegiatan yang diagendakan. Kepada para anggota panitia, Alfons juga mengucapkan terimakasih karena dengan kerjasama panitia yang baik dapat membuahkan perayaan yang bermakna bagi umat.
Pastor Silvanus, CP
Pastor Paroki, sebagai Pelayan Umat, Pastor memberikan penghargaan kepada umat yang hadir, ini adalah kesempatan umat untuk saling bertemu dalam waktu yang bebas. Moment yang baik itu dipakai oleh Pastor untuk berkatekese, baik tentang seputar Paskah juga hal lain. Pastor Sil, begitu panggilan akrab beliau memberikan sosialisasi mengenai pemilihan Pengurus Gereja (DPP) Dewan Pastoral Paroki St. Yusup. Pemilihan Dewan Pastoral Paroki adalah acara yang sungguh bermakna dalam kehidupan Gereja Katolik. Umat di berikan waktu untuk belajar berdemokrasi. Demokrasi dalam Gereja tidak sama dengan demokrasi pada umumnya di masyarakat, demikian ungkap Pastor.
OMK KBG Katarina
Terkait hal tersebut, Sekretaris KPU (Komisi Pemilihan Umum) St. Yusup, Stefanus Handoyo menyatakan bahwa Pemilihan akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini yaitu hari sabtu, 13 April 2013 dan Minggu, 14 April 2013  di tiga tempat yaitu TK A, TK B serta Sal sebelah Sakristi.
Kemeriahan acara ini diwarnai dengan hiburan, tampilan-tampilan dari Komunitas dan Orang Muda Katolik (OMK) serta pembagian hadiah-hadiah lomba guna memeriahkan paskah. Juga tidak kalah meriahnya ketika diadakan kuis Kitab Suci yang diperuntukkan bagi semua umat yang hadir. Hiburan yang ditampilkan mulai dari vocal group, tarian Dayak Balian, Topeng Asyik, dll. Tidak kalah menariknya dikala umat diberikan no undian dorr prize sebagai lambang keterlibatan umat dalam acara mulai dari awal hingga akhirnya. Door prize yang disediakan panitia cukup banyak, sehingga banyak mempergunakan waktu dalam proses penarikannya.
Paskah Umat ini berlangsung sampai dengan Pk. 09.15 Wita, berjalan lancar, tertib dan meriah.
Umat yang hadir

Group MarPet



Tari Dayak Balian 1

Tari Dayak Balian 2

OMK St. Yusup

beberapa Anak yang mendapatkan Door Prize dan hadiah Lomba

Rabu, 03 April 2013

DAFTAR NAMA PAUS


DAFTAR NAMA PAUS

1.Santo Petrus (33-64 atau 33-67)
2.Santo Linus dari Tuscany (67-76)
3.Santo Anacletus (atau Cletus) dari Roma (76-88)
4.Santo Clement I dari Roma (88-97)
5.Santo Evaristus dari Yunani (97-105)
6.Santo Alexander I dari Roma (105-115)
7.Santo Sixtus I dari Roma (115-125)
8.Santo Telesphorus dari Yunani (125-136)
9.Santo Hyginius dari Athena, Yunani (136-140)
10.Santo Pius I dari Aquileia (140-155)
11.Santo Anicetus dari Emesa, Syria (155-166)
12.Santo Soter dari Campagna, Italia (166-175)
13.Santo Eleutheriusdari Nicopolis di Epirus, Yunani (175-189)
14.Santo Victor I dari Afrika (189-199)
15.Santo Zephyrinusdari Roma (199-217)
16.Santo Callixtus I dari Roma (217-222)
17.Santo Urban I dari Roma (222-230)
18.Santo Pontian dari Roma (230-235)
19.Santo Anterus dari Yunani (235-236)
20.Santo Fabian dari Roma (236-250)
21.Santo Cornelius dari Roma (251-253)
22.Santo Lucius I dari Roma (253-254)
23.Santo Stephen I dari Roma (254-257)
24.Santo Sixtus II dari Athena, Yunani (257-258)
25.Santo Dionysius, asal tidak diketahui (259-268)
26.Santo Felix I dari Roma (269-274)
27.Santo Eutychian dari Luni (275-283)
28.Santo Caius dari Dalmatia (283-296)
29.Santo Marcellinus dari Roma (296-304)
30.Santo Marcellus I dari Roma (308-309)
31.Santo Eusebius dari Calabria, Yunani (309-310)
32.Santo Melchiades atau Miltiades dari Afrika (311-314)
33.Santo Sylvester I dari Roma (314-335)
34.Santo Markus dari Roma (336)
35.Santo Julius I dari Roma (337-352)
36.Liberiusdari Roma (352-366)
37.Santo Damasus I dari Spanyol (366-384)
38.Santo Siricius dari Roma (384-399)
39.Santo Anastasius I dari Roma (399-401)
40.Santo Innocentius I dari Albano (401-417)
41.Santo Zozimus dari Mesuras, Yunani (417-418)
42.Santo Boniface I dari Roma (418-422)
43.Santo Celestinus I dari Campania (422-432)
44.Santo Sixtus III dari Roma (432-440)
45.Santo Leo I (Agung) dari Tuscany (440-461)
46.Santo Hilarius dari Sardinia (461-468)
47.Santo Simplicius dari Tivoli (468-483)
48.Santo Felix III (II) dari Roma (483-492)
49.Santo Gelasius I dari Afrika (492-496)
50.Anastasius IIdari Roma (496-498)
51.Santo Symmachus dari Sardinia (498-514)
52.Santo Hormisdas dari Frosinone (514-523)
53.Santo Yohanes I dari Tuscany (523-526)Martir
54.Santo Felix IV (III) dari Samnium (526-530)
55.Boniface II dari Roma (530-532)
56.Yohanes II(Mercury) dari Roma (533-535)
57.Santo Agapitus I dari Roma (535-536)
58.Santo Silverius I dari Campania (536-537)
59.Vigiliusdari Roma (537-555)
60.Pelagius I dari Roma (556-561)
61.Yohanes III dari Roma (561-574)
62.Benedictus Idari Roma (575-579)
63.Pelagius IIdari Roma (579-590)
64.Santo Gregorius I (Agung)dari Roma (590-604)
65.Sabiniandari Blera di Tuscany (604-606)
66.Boniface IIIdari Roma (607)
67.Santo Boniface IVdari Abruzzi (608-615)
68.Santo Deusdedit (Adeodatus I)dari Roma (615-618)
69.Boniface Vdari Naples (619-625)
70.Honorius I dari Campania (625-638)
71.Severinus dari Roma (640)
72.Yohanes IV dari Dalmatia (640-642)
73.Theodore I orang Yunani dari Leventine Koloni di Roma (642-649)
74.Santo Martin I dari Todi (649-655)
75.Santo Eugene I dari Roma (654-657)
76.Santo Vitalian dari Segni (657-672)
77.Adeodatus II dari Roma (672-676)
78.Donusdari Roma (676-678)
79.Santo Agatho dari Yunani dari Sicilia (678-681)
80.Santo Leo II dari Sicilia (682-683)
81.Santo Benedictus II dari Roma (684-685)
82.Yohanes V dari Antiokia, Siria (685-686)
83.Conon dari Yunani dari Thracian (?) (686-687)
84.Santo Sergius I orang Siria dari Palermo (687-701)
85.Yohanes VI dari Yunani (701-705)
86.Yohanes VIIorang Yunani dari Calabria (705-707)
87.Sisinnius orang Yunani dari Siria (708)
88.Constantine dari Siria (708-715)
89.Santo Gregorius II dari Roma (715-731)
90.Santo Gregorius III dari Siria (731-741)
91.Santo Zacharius orang Yunani dari Calabria (741-752)
92.Stephen II (III) dari Roma (752-757)
93.Santo Paulus I dari Roma (757-767)
94.Stephen III (IV)dari Sicilia (768-772)
95.Adrianus I dari Roma (772-795)
96.Santo Leo III dari Roma (795-816)
97.Stephen IV dari Roma (816-817)
98.Santo Paschal I dari Roma (817-824)
99.Eugene II dari Roma (824-827)
100.Valentinus dari Roma (827)
101.Gregorius IV dari Roma (827-844)
102.Sergius II dari Roma (844-847)
103.Santo Leo IV dari Roma (847-855)
104.Benedictus III dari Roma (855-858)
105.Santo Nicholas I (Agung) dari Roma (858-867)
106.Adrianus II dari Roma (867-872)
107.Yohanes VIII dari Roma (872-882)
108.Marinus I dari Gallese (882-884)
109.Santo Adrianus III dari Rome (884-885)
110.Stephen V (VI) dari Rome (885-891)
111.Formosus Uskup Porto (891-896)
112.Boniface VI dari Roma (896)
113.Stephen VI (VII) dari Roma (896-897)
114.Romanus dari Gallese (897)
115.Theodore II dari Roma (897)
116.Yohanes IX dari Tivoli (898-900)
117.Benedictus IV dari Roma (900-903)
118.Leo V dari Ardea (903)
119.Sergius III dari Roma (904-911)
120.Anastasius III dari Roma (911-913)
121.Landus dari Sabina (913-914)
122.Yohanes X dari Tossignano (Imola) (914-928)
123.Leo VI dari Roma (928)
124.Stephen VII (VIII) dari Roma (928-931)
125.Yohanes XI dari Roma (931-935)
126.Leo VII dari Roma (936-939)
127.Stephen VIII (IX) dari Roma (939-942)
128.Marinus II dari Roma (942-946)
129.Agapitus II dari Roma (946-955)
130.Yohanes XII (Octavius) dari Tusculum (955-964)
131.Leo VIII dari Roma (963-965)
132.Benedictus V dari Roma (964-966)
133.Yohanes XIII dari Roma (965-972)
134.Benedictus VI dari Roma (973-974)
135.Benedictus VII dari Roma (974-983)
136.Yohanes XIV (Peter Campenora) dari Pavia (983-984)
137.Yohanes XV dari Roma (983-996)
138.Gregorius V (Bruno dari Carinthia) dari Saxony (996-999)
139.Sylvester II (Gerbert) dari Auvergne (999-1003)
140.Yohanes XVII (Siccone) dari Roma (1003)
141.Yohanes XVIII (Phasianus) dari Roma1004-1009
142.Sergius IV(Peter) dari Roma (1009-1012)
143.Benedictus VIII (Theophylactus) dari Tusculum (1012-1024)
144.Yohanes XIX (Romanus) dari Tusculum (1024-1032)
145.Benedictus IX (Theophylactus) dari Tusculum (1032-1044)
146.Sylvester III (Yohanes) dari Roma (1045)
147.Benedictus IX (kedua kalinya) (Theophylactus) dari Tusculum (1045)
148.Gregorius VI (Yohanes Gratianus) dari Roma (1045-1046)
149.Clement II (Suitger, Lord Morsleben & Hornburg) dari Saxony (1046-1047)
150.Benedictus IX (ketiga kalinya) (Theophylactus) dari Tusculum (1047-1048)
151.Damasus II (Poppo) dari Bavaria, Jerman (1048)
152.Santo Leo IX (Bruno) dari Alsace (1049-1054)
153.Victor II (Gebhard) dari Swabia (1055-1057)
154.Stephen IX (X) (Frederick) dari Lorraine (1057-1058)
155.Nicholas II (Gerard) dari Burgundy (1059-1061)
156.Alexander II (Anselmo da Baggio) dari Milan (1061-1073)
157.Santo Gregorius VII (Hildebrand) dari Tuscany (1073-1085)
158.Beato Victor III (Dauferius atau Desiderius) dari Benevento (1086-1087)
159.Beato Urban II (Otto diLagery) dari Perancis (1088-1099)
160.Paschal II (Raniero) dari Ravenna (1099-1118)
161.Gelasius II (Giovanni Caetani) dari Gaeta (1118-1119)
162.Callistus II (Guido dari Burgundi) dari Burgundy, Perancis (1119-1124)
163.Honorius II (Lamberto) dari Fiagnano (Imola) (1124-1130)
164.Innocentius II (Gregorio Papareschi) dari Roma (1130-1143)
165.Celestinus II (Guido) dari Citta di Castello (1143-1144)
166.Lucius II (Gerardo Caccianemici) dari Bologna (1144-1145)
167.Beato Eugene III (Bernardo Paganelli di Montemagno) dari Pisa (1145-1153)
168.Anastasius IV (Corrado) dari Roma (1153-1154)
169.Adrianus IV (Nicholas Breakspear) dari Inggris (1154-1159)
170.Alexander III (Rolando Bandinelli) dari Siena (1159-1181)
171.Lucius III (Ubaldo Allucingoli) dari Lucca (1181-1185)
172.Urban III (Uberto Crivelli) dari Milan (1185-1187)
173.Gregorius VIII (Alberto de Morra) dari Benevento (1187)
174.Clement III (Paulo Scolari) dari Roma (1198-1191)
175.Celestinus III (Giacinto Bobone) dari Roma (1191-1198)
176.Innocentius III (Lotario dei Conti di Segni) dari Anagni (1198-1216)
177.Honorius III (Cencio Savelli) dari Roma (1216-1227)
178.Gregorius IX (Ugolino, Count Segni) dari Anagni (1227-1241)
179.Celestinus IV (Goffredo Castiglioni) dari Milan (1241)
180.Innocentius IV (Sinibaldo Fieschi) dari Genoa (1243-1254)
181.Alexander IV (Rinaldo) dari Ienne (Roma) (1254-1261)
182.Urban IV (Jacques Pantalon) dari Troyes, Perancis (1261-1264)
183.Clement IV (Guy Foulques atau Guido le Gros) dari Perancis (1265-1268)
184.Beato Gregorius X (Teobaldo Visconti) dari Piacenza (1271-1276)
185.Beato Innocentius V (Peter dari Tarentaise) dari Savoy (1276)
186.Adrianus V (Ottobono Fieschi) dari Genoa (1276)
187.Yohanes XXI (Petrus Juliani atau Petrus Hispanus) dari Portugal (1276-1277)
188.Nicholas III (Giovanni Gaetano Orsini) dari Roma (1277-1280)
189.Martin IV (Simon de Brie) dari Perancis (1281-1285)
190.Honorius IV (Giacomo Savelli) dari Roma (1285-1287)
191.Nicholas IV (Girolamo Masci) dari Ascoli (1288-1292)
192.Santo Celestinus V (Pietro del Murrone) dari Isernia (1294)
193.Boniface VIII (Benedetto Caetani) dari Anagni (1294-1303)
194.Beato Benedictus XI (Niccolo Boccasini) dari Treviso (1303-1304)
195.Clement V (Bertrand de Got) dari Perancis (1305-1314)
196.Yohanes XXII (Jacques d'Euse) dari Cahors, Perancis (1316-1334)
197.Benedictus XII (Jacques Fournier) dari Perancis (1334-1342)
198.Clement VI (Pierre Roger) dari Perancis (1342-1352)
199.Innocentius VI (Etienne Aubert) dari Perancis (1352-1362)
200.Beato Urban V (Guillaume de Grimoard) dari Perancis (1362-1370)
201.Gregorius XI (Pierre Roger de Beaufort) dari Perancis (1370-1378)
202.Urban VI (Bartolomeo Prignano) dari Naples (1378-1389)
203.Boniface IX (Pietro Tomacelli) dari Naples (1389-1404)
204.Innocentius VII (Cosma Migliorati) dari Sulmona (1404-1406)
205.Gregorius XII (Angelo Correr) dari Venice (1406-1415)
206.Martin V (Oddone Colonna) dari Roma (1417-1431)
207.Eugene IV (Gabriele Condulmer) dari Venice (1431-1447)
208.Nicholas V (Tommaso Parentucelli) dari Sarzana (1447-1455)
209.Callistus III (Alfonso Borgia) dari Jativa (Valencia) (1455-1458)
210.Pius II (Enea Silvio Piccolomini) dari Siena (1458-1464)
211.Paul II (Pietro Barbo) dari Venice (1464-1471)
212.Sixtus IV (Francesco della Rovere) dari Savona (1471-1484)
213.Innocentius VIII (Giovanni Battista Cibo) dari Genoa (1484-1492)
214.Alexander VI (Rodrigo Borgia) dari Jativa (Valencia) (1492-1503)
215.Pius III (Francesco Todeschini-Piccolomini) dari Siena (1503)
216.Julius II (Giuliano della Rovere) dari Savona (1503-1513)
217.Leo X (Giovanni de'Medici) dari Florence (1513-1521)
218.Adrianus VI (Adrian Florensz) dari Utrecht, Jerman (1522-1523)
219.Clement VII (Giulio de'Medici) dari Florence (1523-1534)
220.Paulus III (Alessandro Farnese) dari Roma (1534-1549)
221.Julius III (Giovanni Maria Ciocchi) dari Roma (1550-1555)
222.Marcellus II (Marcello Cervini) dari Montepulciano (1555)
223.Paulus IV (Gian Pietro Carafa) dari Naples (1555-1559)
224.Pius IV (Giovan Angelo de'Medici) dari Milan (1559-1565)
225.Santo Pius V (Antonio-Michele Ghislieri) dari Bosco (Alexandria) (1566-1572)
226.Gregorius XIII (Ugo Buoncompagni) dari Bologna (1572-1585)
227.Sixtus V (Felice Peretti) dari Grottamare (Ripatransone) (1585-1590)
228.Urban VII (Giambattista Castagna) dari Roma (1590)
229.Gregorius XIV (Niccolo Sfondrati) dari Cremona (1590-1591)
230.Innocentius IX (Giovanni Antonio Facchinetti) dari Bologna (1591)
231.Clement VIII (Ippolito Aldobrandini) dari Florence (1592-1605)
232.Leo IX (Alessandro de'Medici) dari Florence (1605)
233.Paulus V (Camillo Borghese) dari Roma (1605-1621)
234.Gregorius XV (Alessandor Ludovisi) dari Bologna (1621-1623)
235.Urban VIII (Maffeo Barberini) dari Florence (1623-1644)
236.Innocentius X (Giovanni Battista Pamfili) dari Roma (1644-1655)
237.Alexander VII (Fabio Chigi) dari Siena (1655-1667)
238.Clement IX (Giulio Rospigliosi) dari Pistoia (1667-1669)
239.Clement X (Emilio Altieri) dari Roma (1670-1676)
240.Beato Innocentius XI (Benedetto Odescalchi) dari Como (1676-1689)
241.Alexander VIII (Pietro Ottoboni) dari Venice (1689-1691)
242.Innocentius XII (Antonio Pignatelli) dari Spinazzola (Venosa) (1691-1700)
243.Clement XI (Giovanni Francesco Albani) dari Urbino (1700-1721)
244.Innocentius XIII (Michelangelo dei Conti) dari Roma (1721-1724)
245.Benedictus XIII (Pietro Francesco-Vincenzo Maria-Orsini) dari Gravina (Bari) (1724-1730)
246.Clement XII (Lorenzo Corsini) dari Florence (1730-1740)
247.Benedictus XIV (Prospero Lambertini) dari Bologna (1740-1758)
248.Clement XIII (Carlo Rezzonico) dari Venice (1758-1769)
249.Clement XIV (Giovanni Vincenzo Antonio-Lorenzo-Ganganelli) dari Rimini (1769-1774)
250.Pius VI (Giovanni Angelo Braschi) dari Cesena (1775-1799)
251.Pius VII (Barnaba-Gregorio-Chiaramonti) dari Cesena (1800-1823)
252.Leo XII (Annibale della Genga) dari Genga (Fabriano) (1823-1829)
253.Pius VIII (Fracesco Saverio Castiglioni) dari Cingoli (1829-1830)
254.Gregorius XVI (Bartolomeo Alberto-Mauro-Cappelari) dari Belluno (1831-1846)
255.Pius IX (Giovanni M. Mastai-Ferretti) dari Senigallia (1846-1878)
256.Leo XIII (Gioacchino Pecci) dari Carpineto (Anagni) (1878-1903)
257.Santo Pius X (Giuseppe Sarto) dari Riese (Treviso) (1903-1914)
258.Benedictus XV (Giacomo della Chiesa) dari Genoa, Italia (1914-1922)
259.Pius XI (Achille Ratti) dari Desio, Milan, Italia (1922-1939)
260.Pius XII (Eugenio Pacelli) dari Roma (1939-1958)
261.Yohanes XXIII (Angelo Giuseppe Roncalli) dari Sotto il Monte (Bergamo) (1958-1963)
262.Paulus VI (Giovanni Battista Montini) dari Concescio (Brescia) (1963-1978)
263.Yohanes Paulus I (Albino Luciani) dari Forno di Canale (Belluno) (1978)
264.Yohanes Paulus II (Karol Wojtyla) Wadowice, Polandia (1978-2005)
265.Benedictus XVI (Y. Ratzinger) Bavaria, Jerman (2005-2013)
266.Fransiskus I (Jorge Mario Bergoglio), Argentina (2013-.....)